Kisah Kerajaan Melaka







Tahukah
anda, bahwa Kesultanan Melaka pernah berselisih dan bertempur dengan Kerajaan
Annam atau orang Dai Viet (Orang Kuci)? Ya, kekuatan serta pengaruh Melayu
Melaka di Asia Tenggara sebenarnya lebih dari yang kita pikirkan. 
Banyak
yang ragu Melaka adalah sebuah kerajaan yang kuat dan berpengaruh malah ada
yang berpikir kerajaan Melaka itu tidak ada. Kalau ia tidak ada mengapa catatan
asing menulis tentangnya?







Sekitar
tahun 1469 dalam catatan China disebut bahwa serombongan utusan dari Melaka
yang dalam pelayaran balik dari China telah dipukul ribut dan terkandas di
Vietnam. Semua anak kapal ditangkap, ada yang dibunuh malah yang muda dan
anak-anak dikebiri oleh orang Vietnam.





Melaka
telah melaporkan hal tersebut kepada Maharaja China di tahun 1481, pada awalnya
Melaka tidak mau bertindak karena tahu bahwa Vietnam juga adalah negara yang
menghantar upeti ke China. Utusan Melaka Duan Ya Ma La Di Na Cha (Tun Seri Nara
Diraja?) juga telah melaporkan rencana Vietnam untuk menyerang dan menaklukan
Melaka. Sewaktu utusan Melaka berada di China kebetulan utusan dari Vietnam
juga turut ada. Hal ini telah menyebabkan  pertengkaran diantara wakil Melaka dengan
wakil Vietnam tentang tindakan biadap Vietnam yang telah menculik dan membunuh
utusan Melaka sebelum itu.





Mereka
berdua ditenangkan oleh salah seorang menteri pertahanan China ketika itu yang
menasihati mereka agar melupakan persengketaan karena perkara tersebut telah
lama berlalu.


Sebelum
kedua utusan tersebut pulang ke negeri masing-masing, Maharaja China telah
mengirimkan surat yang mengenai perbuatan Maharaja Vietnam dan menasihatinya
agar berbuat baik dengan negara tetangga dan merenungkan kesalahan sendiri.





Manakala
Maharaja China telah bertitah kepada utusan Melaka supaya bertindak tegas dan
menyiapkan tentara serta kuda perang sekiranya Vietnam tetap mau menyerang
Melaka kelak. Dalam sejarah, Maharaja Vietnam yang dimaksudkan diatas adalah Le
Than Tong. Pada zaman beliau wilayah kekuasaan Vietnam mencapai sehingga
perbatasan Burma. Le juga dikatakan telah menyerang kerajaan Lanxang dengan 90
ribu pasukan namun dalam satu serangan mereka telah kalah dan terpaksa berundur
kembali.





Walaupun
dalam catatan sejaran Lanxang dan Vietnam tidak pernah menyebut keterlibatan
Melaka di dalam perang diantara Lanxang dan Vietnam ini, namun China ada
mencatatkannya. Dikatakan bahwa 90 ribu bala tentara Vietnam telah melanggar
Lanxang namun mereka berhasil diusir oleh angkatan perang Melaka dan mengakibatkan
mereka kehilangan sebanyak 30 ribu nyawa.





Peristiwa
ini tercatat didalam kronis China Ming Shilu. Adakah peristiwa ini merupakan
tindak balas Melaka terhadap kekejaman yang dilakukan oleh Vietnam sebelum itu?
Faktor penentu kekalahan Vietnam ini pastinya adalah karena kehebatan Melaka di
medan tempur. Memandangkan tentara Melaka perlu merentas negara Kemboja atau
Siam Ayuthia untuk ke Lanxang maka dapatlah disumpulkan bahwa salah satu atau
kedua dua pihak ini telah membenarkan bala tentara Melaka melintasi negara
mereka karena merasa terancam dengan dasar perluasan kekuasaan Vietnam di sepanjang
pemerintahan Maharaja Le Than Tong 1460-97.





Kegagalan
besar ini melenyapkan impian Le Than Tong untuk meluaskan lagi kerajannya sekaligus
mengesahkan keunggulan Melaka ke atas semua kekuasaan lain di Asia tenggara
meskipun jumlah tentera dan penduduk Vietnam lebih besar. Saya percaya
kemenangan ini juga dibantu oleh jajahan takluk Melaka yang lain termasuk
tentera Siam Ayuthia dan Lanxang sendiri.





Dalam
Sulalatus Salatin ada satu kisah mengenai utusan Melaka ke Siam. Dalam peristiwa
ini Raja Siam telah meminta bantuan rombongan Melaka untuk berperang dengan
musuh mereka di wilayah sebelah matahari jatuh atau barat. Namun Tun Telanai
membuat supaya mereka dapat berperang dengan musuh yang berada di kedudukan
matahari naik atau timur.





Jika
dilihat peta kerajaan-kerajaan lama zaman tersebut didapati kerajaan Lanxang
memang berada di sebelah timur Siam iaitu di Laos sekarang. Dalam catatan
sejarah Vietnam, Ayuthia atau Siam juga pernah berada dibawah taklukan Vietnam
untuk beberapa ketika pada zaman Le Than Tong. Adakah peristiwa ini adalah
peristiwa dimana tentara Melaka berhasil mengusir 90 ribu tentera Vietnam yang
menyerang Lanxang seperti dalam kronis China tersebut? Wallah hu 'lam. Saya
belum mendapat jawaban yang pasti.





Namun apa
yang pasti adalah hubungan diantara orang Melayu dengan kerajaan di Indochina
atau Lanxang sebenarnya bukan hal baru dan bukan kebetulan. Orang Melayu
semenanjung sebenarnya telah lama berada di tanah besar asia tenggara dan
bukannya berasal dari Sumatera. Sebagian besarnya berada di Indochina dan
Segenting Kra, dan mereka membina kebudayaan dan peradaban di Negara
kota-negara kota mereka.





Orang
Melayu yang membentuk Langkasuka bukanlah Melayu Sumatera. Langkasuka ada
kaitan dengan Funan, dan orang Melayu semenanjung pada zaman purba mempunyai hubungan
dengan Khmer, Pyu, Mon, Burma, Dai-Viet, Lao dan Tai.





Jadi
boleh dikatakan bahawa Melayu semenanjung kebanyakannya berasal dari Indochina,
Segenting Kra hingga ke utara Malaysia. Sebab itu kita lihat orang Kedah-Perlis
dan Kelantan-Pattani mempunyai loghat yang sangat kentara dan unik. Berbalik
kepada negeri Lanxang, dalam Hikayat Merong Mahawangsa ada menceritakan
mengenai pembukaan sebuah negeri di Indochina. Apa yang menariknya adalah
negeri tersebut bernama Siam Lancang, sebutan Lancang saling tak tumpah seperti
sebutan negeri Lanxang yang kita bincangkan tadi.





Negeri
Siam Lancang dibuka oleh anak Raja Merong Mahapudisat yang paling tua,
bersama-sama Pra Chisim dan isterinya Nang Sutaman, pemerintah bangsa raksasa. Bagi
saya gelaran raksasa ini adalah pengkelasan orang Melayu zaman itu untuk satu
kaum lain yang lebih ‘barbar’ atau berbeda dengan mereka, seperti orang China
zaman imperial yang menggelarkan semua bangsa dari Negara luar sebagai
barbarian atau hantu.





"Setelah
didengarnya oleh Raja Merong Mahapudisat sembah menteri itu,"Jikalau
demikian hendaklah saudara kerahkan segala kaum raksasa himpun sekaliannya dan
panggil penghulu Pra Chisim dan penghulu Nang Sutaman itu ke mari,kita beri ia
pergi bersama-sama anak kita dan orang kita Melayu,setengah kita suruh pergi
bersama anak kita yang tua ini kita antarkan ke hulu di sebelah utara barat
laut.Maka tanah bumi itu lanjut jauh jua perjalanannya"





"...Maka
di situlah sekalian berbuat istana dengan kota parit serta dihimpunkan segala
orang yang duduk bertaburan pecah belah itu. Maka di satukan sekaliannya, maka
menjadi besarlah. Maka dinamai negeri itu Siam Lancang, tempat membuat kota
istana itu.."


Dalam
Hikayat Merong Mahawangsa juga disebut bahawa perjalanan dari utara semenanjung
ke Siam Lancang itu mengambil masa 200 hari perjalanan (berjalan kaki), yaitu
kira-kira 6 bulan. Bagi pendapat saya tempo ini adalah wajar karena terpaksa
melalui hutan dan bukit di tengah-tengah tanah besar Asia Tenggara bersama
pengikut yang ramai. Saya yakin wilayah dimana kerajaan Lanxang yang dibentuk
sekitar 1354 itu adalah sama dengan negeri purba Siam Lancang dalam Hikayat
Merong Mahawangsa.





Dan
yang lebih menarik adalah pemerintah pertama Lanxang iaitu Fa Ngum diberi gelar
"Phragna Fah-La-Thorani Sisatanakanahud". Gelar ini sebenarnya
sebutan Lao kepada "Pongna Prah Dharnindra Sri Santan Naga Nahud" di
dalam bahasa Sanskrit. Gelaran "Sri Santan Naga" itu juga sebenarnya
berasal dari gelaran raja-raja Melayu Champa! Seorang raja Melayu Champa
bernama Simha Jayavarman memakai gelaran 'Sri Siantan'.





Malah
di Laos ada tempat yang bernama Champasak. Ini menunjukkan bahwa memang wilayah
Laos atau Lanxang pernah diduduki oleh rumpun Melayu sebelum kedatangan Fa
Ngum. Mungkin Fa Ngum telah membina Lanxang setelah mengalahkan raja Melayu
terakhir di wilayah Siam Lancang itu kemudian membuat kerajaannya sendiri. Ini
karena ketika itu juga kerajaan Sukhotai juga sedang meluaskan pengaruhnya dan
sedang menawan negeri-negeri Mon-Khmer dan Melayu di sekitar benua Siam.





Seperti
biasa, kebudayaan awal negeri-negeri Tai akan meniru / mengasimilasikan
kebudayaan negeri-negeri yang ditakluknya. Untuk mengetahui kebudayaan bangsa
Tai yang sebenarnya, kita perlu lihat budaya suku Zhuang di China dan Shan di
Myanmar. Budaya orang Tai sebenarnya adalah budaya suku kaum bukit yang berasal
dari tengah China dan bukan seperti yang kita lihat di Laos dan Thailand
sekarang. 
Jadi
jika kita tahu sejarah kuno orang-orang melayu di Indochina, kita tidak akan
aneh jika Melaka mampu untuk mengerahkan tentaranya hingga ke Laos dan
mengalahkan tentara Vietnam yang terkenal kuat itu. Sekian.




























































































Share this

Related Posts

close