Dalam transaksi pembelian batubara
bukan hanya kuantitas yang menjadi perhatian utama, tetapi juga kualitasnya
karena menjadi salah satu faktor yang menentukan harga batubara, selain itu
menjadi penentu apakah batubara tersebut diterima atau ditolak oleh buyer oleh
karena itu pengukuran kualitas harus dilakukan secermat mungkin. Berdasarkan
perhitungan statistik, para ahli menyatakan bahwa 80% kecermatan pengukuran kualitas
batubara ditentukan oleh sampling, 20% lainnya ditentukan oleh preparasi sample
dan analisa, oleh karena itu proses sampling memerlukan perhatian yang jauh
lebih besar. Jenis Samping adalah sebagai berikut :
Sampling
adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh komoditas yang akan
diperiksa kualitasnya, seluruh komoditas tersebut disebut populasi sedangkan
bagian komoditas yang terambil tersebut sample atau contoh. Tujuan sampling
ialah mendapatkan contoh yang selain kualitasnya bisa mewakili kualitas seluruh
populasi, jumlahnya pun relatif masih bisa ditangani. Faktor utama yang
menentukan tingkat kesulitan suatu sampling ialah variabilitas
komponen-komponen pembentuk populasi.
Batubara merupakan material yang
mempunyai tingkat variabilitas sangat tinggi, baik secara fisik maupun secara
kimia, oleh karena itu sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan,
padahal hasil yang mewakili seluruh populasi merupakan utama semua pihak
terkait.
Berikut
merupakan jenis-jenis sampling batubara :
a.
Berdasarkan tempat pengambilan dimana Batubara berada dan tujuanya:
1. Explorasi sampling : dilakukan
pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik dengan cara channel
sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara pemboran atau
drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah untuk menentukan
karakteristik batubara secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara
yang akan di exploitasi.
2. Pit sampling : dilakukan
setelah explorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan progress tambang didalam
satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkan data yang
sudah ada pada tahap explorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh pit control
untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi lebih
ditujukan untuk mengkontrol kualitas batubara yang akan ditambang dalam jangka
waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan dengan pemboran juga
dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan untuk mengecek kualitas
batubara yang dalam progress ditambang.
3. Production sampling : dilakukan setelah batubara di proses di prosesing plant
dimana proses ini dapat merupakan penggilingan (crushing) pencucian (washing),
penyetokan dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui secara pasti kualitas
batubara yang akan di jual atau dikirim ke pembeli supaya kualitasnya sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Dengan diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau di penyimpanan
sementara kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke
Pembeli tertentu dengan spesifikasi batubara tertentu pula. Baik dengan cara
mencampur (blending) batubara-batubara yang ada di stockpile atau pun dengan
single source dengan memilih kualitas yang sesuai.
4.
Loading Sampling : dilakukan pada saat batubara dimuat dan
dikirim ke pembeli baik menggunakan barge maupun menggunakan kapal. Biasanya
dilakukan oleh independent company karena kualitas yang ditentukan harus diakui
dan dipercaya oleh penjual (Shipper) dan pembeli (Buyer). Tujuannya adalah
menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan
menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang
sifatnya fleksibel sehingga harganya pun fleksibel tergantung kualitas actual
pada saat batubara dikapalkan.
b. Berdasarkan metoda pelaksanaannya sampling
:
1. Bulk sampling : ini merupakan metode sampling dengan cara
mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan pada
semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan). Pada fase sebelum
operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada
suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan
untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses
pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode
bulk sampling ini adalah dalam pengambilan contoh dengan sumur uji.
2. Chip sampling : adalah salah satu metode sampling dengan cara
mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur
(dengan lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan
palu atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan
pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong contoh.
Kadang-kadang pengambilan ukuran contoh yang seragam (baik ukuran butir,
jumlah) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti
urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling
(salting) jika ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada
fragmen yang low grade.
3. Channel sampling : adalah suatu metode (cara) pengambilan
contoh dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan
jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam
(lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus
kemiringan lapisan.
c. Berdasarkan pada pengambilan sample:
1. Manual sampling adalah cara pengambilan sample dengan menggunakan
alat yang dipegang langsung dengan tangan sedangkan
2. Mekanikal sampling adalah cara pengambilan
sample dengan menggunakan alat mekanis / mesin.