Fakta Unik !! Semua Mamalia Memiliki Waktu Buang Tinja 12 Detik , Manusia Termasuk !!








Sebuah studi terbaru mengungkapkan fakta bahwa semua mamalia,
tak terkecuali manusia, mempunyai rata-rata waktu yang sama disaat buang air
besar. 
Dalam penelitan
hidrodinamika pembuangan tinja, seluruh mamalia memerlukan 12 detik untuk
buang air besar, tidak bergantung kepada ukuran tubuhnya.  
Menurut penelitian yang
diterbitkan di dalam jurnal
 Soft
Matter
 dijelaskan
bahwa materi lembut yang keluar dari liang dubur panda, gajah, anjing, dan babi
hutan meluncur keluar dari usus besar pada lapisan lendir untuk waktu
pembuangan tinja bias sesingkat mungkin.





Patricia Yang, seorang insinyur mesin di Georgia Institute of
Technology, Amerika Serikat,
mengatakan, "bau tinja menarik pemangsa, sehingga berbahaya bagi
hewan-hewan. Jika terlalu lama melakukannya, mereka akan berisiko
ketahuan." 
Seperti dikutip dari New Scientist pada Kamis (27/4/2017), Yang dan
rekan-rekannya merekam beberapa gajah, panda, dan babi hutan di kebun
binatang setempat. Satu orang lagi merekam anjing-anjing di sebuah taman.





Walaupun massa binatang
itu berkisar antara 4 - 4000 kilogram, lama waktu pembuangan tinja tetaplah
sama. 
Konsistensi di antara
beragam hewan mamalia juga tampak dalam beberapa hal lain. Pertama, panjang
potongan-potongan tinja sekitar 5 kali diameter liang dubur masing-masing
binatang.
Yang juga menemukan
bahwa daya tekan normal untuk mendorong tinja itu konstan, tidak bergantung
kepada ukuran hewan. Artinya, entah manusia atau
tikus, tekanan yang digunakan untuk
pembuangan feses secara normal sama saja.





Temuan itu serupa
dengan temuan sebelumnya bahwa mamalia memerlukan waktu yang kira-kira sama
untuk mengosongkan kemih mereka. 
Demikian juga dengan
lapisan lendir di usus besar, yang memainkan peran penting pada durasi
pengeluarannya. Mahluk-mahluk dengan tinja berbentuk silindris, termasuk
manusia, tidak menekan materi tinja melalui corong seperti tabung pasta gigi,
tapi, menurut Yang, "Lebih semacam sumbat yang melewati corong."







Yang menjelaskan bahwa binatang
yang berukuran lebih besar mempunyai lendir usus besar yang lebih banyak untuk
mempercepat proses pengeluaran feses. 
Konstipasi terjadi
ketika lendir itu diserap oleh tinja. Tanpa adanya lapisan licin tersebut,
manusia yang tidak mengejan memerlukan sekitar 500 hari untuk mengosongkan
liang duburnya. 
Menurut Yang lagi,
"Hal itu bisa dipersingkat menjadi 6 jam jika orang menerapkan tekanan
maksimum, tapi masih perlu memeriksakan diri ke dokter."





Semua hewan
menghasilkan rata-rata dua potong tinja. Hewan yang lebih besar memiliki feses
yang lebih panjang, demikian juga dengan usus besarnya. Tapi mereka mempunyai
lendir yang lebih tebal agar kotoran itu bergerak lebih cepat serta memerlukan
waktu luncur yang sama dengan binatang lain.





Mengambang atau Tenggelam?



Tim di bawah pimpinan Yang juga menggunakan video-video hewan
sedang menbuang tinja yang ada di YouTube untuk mengukur waktu rata-rata
pembuangan feses oleh 23 spesies berbeda. 
"Cukup mengejutkan terdapat banyak video pembuangan tinja yang
beredar di dunia maya. Kebanyakan berasal dari kebun-kebun binatang berdasarkan
rekaman-rekaman turis dan kemudian diunggah," kata Yang. 





Mereka mengumpulkan contoh tinja dari 34 spesies dan mendapati
bahwa jenis makanan berdampak kepada kepadatan materi feses. 
Feses yang mengambang lebih ringan dari air dan dihasilkan oleh
panda dan herbivora lain seperti gajah dan kangguru. Hewan-hewan itu menyantap
makanan bergizi rendah namun kaya serat sehingga mengeluarkannya dalam bentuk
yang sebagian besar belum dicerna.





Tinja yang tenggelam dihasilkan oleh karnivora seperti beruang,
macan, dan singa. Mereka memakan zat makanan yang lebih berat dan tak tercerna,
termasuk tulang dan bulu. 
Menggunakan perangkat rheometer, yaitu alat yang
mengukur cara cairan mengalir di bawah tekanan, Yang mendapati bahwa tinja
memiliki hambatan lebih sedikit kalau dipejalkan secara lebih cepat. Itulah penyebab
kotoran anjing terasa licin ketika diinjak oleh seseorang.





Berdasarkan pada hewan-hewan di Kebun Binatang Atlanta, para
peneliti mendapati bahwa hewan-hewan memasok pangan seberat kira-kira 8 persen
massa tubuh dan membuang 1 persen massa tubuh dalam bentuk tinja. 
Pengamatan itu diterapkan pada model matematika untuk
memprediksi waktu pembuangan tinja dalam beberapa persoalan sistem pencernaan.
Katanya, "Kalau lebih lama dari 12 detik, maka periksakan diri. Tapi
jangan menghitung waktu membaca koran."











Share this

Related Posts

close